Senin, 22 Desember 2014

Definisi Karangan, Macam-Macam Karangan, Perbedaan Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah, Kriteria Metode Ilmiah, Sikap Ilmiah Serta Lngkah-langkah Penulisan Ilmiah



1. Pengertian Karangan
Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234). Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.

JENIS JENIS KARANGAN BERDASARKAN PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KARANGAN  

 1. Karangan Narasi
     Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian
     peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu.
     Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
      perjalanan, biografi, otobiografi.

    Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
    a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
    b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang
         menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
    c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
    d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2.    Karangan Deskripsi
        Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan
        atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat,
        mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
        Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman
           pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat,
           merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu
           objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil
           objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia,
           dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode
           realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau
           sikap penulis

 3.  Karangan Eksposisi
        Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang
        memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,
        memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

       Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
              (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
              kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif
              terhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau
              tentang proses kerja sesuatu

4.  Karangan Persuasi
      Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
      membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau
      ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

5.  Karangan Argumentasi
      Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya
      bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca
      terhadap suatu masalah dengan mengemukakan
      alasan, bukti, dan contoh nyata.

      Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
      a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
             gagasan pengarang sehingga kebenaran itu
             diakui oleh pembaca
      b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta,
             grafik, tabel, gambar
     c.    Dalam argumentasi pengarang berusaha
             mengubah sikap, pendapat atau pandangan
             pembaca
     d.    Dalam membuktikan sesuatu, pengarang
             menghindarkan keterlibatan emosi dan 
             menjauhkan subjektivitas
      e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat
             pengarang, kita dapat menggunakan
             bermacam-macam pola pembuktian

3.  Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2. persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Simpulan
Karangan merupakan karya tulis yang disusun berdasarkan kumpulan-kumpulan fakta ataupun tidak dan dirangkum dalam sebuah karya tulis dengan menggunakan metode tertentu sesuai kebutuhan karangan tersebut, apakah penulis akan membuat karangan ilmiah, semi ilmiah/populer atau non ilmiah.
Karangan yang baik akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, antara lain :
1. Karangan Ilmiah Yaitu :
a. Sistematis
b. Objektif
c. Cermat, tepat, dan benar
d. Tidak persuasif
e. Tidak argumentatif
f. Tidak emotif
g. Tidak mengejar keuntungan sendiri
h. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.
2. Karangan Semi Ilmiah/Populer :
a. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa formal dan popular
d. Mementingkan diri penulis
e. Melebihkan-lebihkan sesuatu
f. Usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g. Bersifat persuasif.
3. Karangan Non Ilmiah :
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa konotatif dan populer
d. Tidak memuat hipotesis
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah
f. Bersifat imajinatif
g. Situasi didramatisir, dan
h. Bersifat persuasif.


4. Kriteria Metode Ilmiah
1.       Berdasarkan fakta
Hal-hal yang didapatkan dari penelitian seperti berbagai keterangan, penjelasan, atau uraian untuk digunakan dalam analisanya harus berdasarkan fakta, bukan dari khayalan, perkiraan, legenda, atau kegiatan sejenisnya.
2.       Bebas dari prasangka
Menggunakan prasangka dan pertimbangan berdasarkan subjektif tidak termasuk dalam metode ilmiah, oleh karena itu dalam penelitian ilmiah harus bersifat bebas dari kedua hal tersebut serta menggunakan alasan dan bukti yang lengkap dan menggunakan pembuktian yang objektif.
3.       Menggunakan prinsip analisa
Prinsip analisa digunakan untuk memberikan arti terhadap fenomena yang kompleks. Tidak hanya itu semua masalah harus dicari penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis.
4.       Menggunakan hipotesa
Hipotesa digunakan untuk menjadi pedoman penelitian dan sekaligus pedoman pemecahan suatu masalah. Selain itu hipotesa digunakan untuk membantu dalam menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga hanya informasi yang relevan dengan tujuan penelitian saja yang harus dikumpulkan.
5.       Menggunakan ukuran objektif
Penggunaan ukuran yang objektif harus ada dalam sebuah penelitian atau analisa. Karena dalam penelitian tidak benarkan dengan menggunakan metode perkiraan, atau dengan perasaan.
6.       Menggunakan teknik kuantifikasi
Ukuran-ukuran yang dapat diperlakukan dengan teknik kuantifikasi antara lain adalah ton, mm per detik, ohm, kilogram dan sebagainya. Kuantifikasi yang paling mudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking, dan rating.

5. Sikap Ilmiah dan Langkah – Langkah Penulisan Ilmiah
  • Rasa ingin tahu: Selalu terdorong untuk lebih banyak ingin mengetahui. Caranya dengan membaca buku, bertanya kepada orang yang lebih tahu, mengadakan pengamatan, dan melakukan percobaan sendiri.
  • Kejujuran: Mencatat sesuai dengan hasil pengamatan, meskipun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
  • Ketekunan: Tidak mudah putus asa jika hasil percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak segan-segan mengulangi percobaan.
  • Ketelitian: Tidak ceroboh, baik dalarn merencanakan, menggunakan alat maupun bahan, mengukur, mencatat data, mengolah data, dan dalam menarik kesimpulan.
  • Obyektivitas: Pendapat dan kesimpulan yang diarnbil harus berdasarkan fakta yang ada, bukan berdasarkan pendapat pribadi atau orang lain.
  • Keterbukaan: Mau bekerja sarna dengan orang lain, mau menerima kritikan atau saran dari orang lain yang bersifat membangun, dan mau memberikan pengalarnannya kepada orang lain.

Langkah-langkah metode ilmiah yang umum dilakukan adalah sebagai berikut ini:


  • Menentukan dan merumuskan masalah: Langkah ini meliputi menentukan dan merumuskan hal-hal apa saja yang perlu diselidiki dan dipelajari untuk memperoleh jawaban. Dalam merumuskan masalah, kita perlu membuat daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan biasanya diawali dengan kata tanya apa, mengapa, siapa, bagaimana, dan di mana. Contoh: mengapa tanaman tumbuh ke arah sinar matahari?
  • Mengumpulkan data: Mengamati dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki. Contoh: tanaman dalam pot tumbuh ke arah jendela.
  • Membuat hipotesis: Membuat dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diselidiki. Contoh: pertumbuhan tanaman dipengaruhi cahaya.
  • Melakukan eksperimen (percobaan): Percobaan dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Biasanya, percobaan dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar. Contoh: sepuluh tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tan am an tersebut.
  • Menarik kesimpulan: Setelah dilakukan beberapa percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya.

Sumber :