1. Perkembangan Akuntansi
Internasional
Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan
masyarakat akan informasi yanag terus berubah. Sejarah akuntansi dan para
akuntan memperlihatkan perubahan secara terus menerus. Pada awalnya, akuntansi
hanya digunakan untuk sistem pencatatan jasa perbankan dan skema pemungutan
pajak. Sistem pencatatan berpasangan dikembangkan untuk memenuhi perusahaan
dagang. Timbulnya perusahaan modern mendorong pelaporan keuangan dan auditing
secara periodik. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada
pasar surat berharga umum domestik dan internasional sangat besar. Akuntansi telah
memperluas lingkupnya terhadap konsultasi menejemen dan menggabungkan teknologi
informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya. Mengapa kita harus
mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi berkembang? Karena kita akan dapat
memahami dengan lebih baik Sistem Akuntansi suatu negara dengan mengetahui
faktor- faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya.
Faktor- faktor yang memepengaruhi perkembangan
akuntansi nasional adalah sebagai
berikut :
1. Sumber Pendanaan.
Di Negara-negara dengan pasar
ekuitas yang kuat,akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen
menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor
menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Pengungkapan dilakukan
sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan public yang luas.
Sebaliknya dalam sistem berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama
pendanaan,akuntansi memiliki focus pada perlindungan kreditor melalui
pengukuran akuntansi yang konservatif dalam meminimumkan pembayaran deviden dan
menjaga pendanaan yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam.
Oleh karena itu lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa
saja yang diinginkan,pengungkapan public yang luas tidak perlu
2. Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan bagaimana
individu dan lembaga berinteraksi. Dinegara barat memiliki dua orientasi sistem
hukum akuntansi, yakni:
a. Kodifikasi hukum (sipil)
Yakni akuntansi yang digabungkan
dalam bentuk hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak
prosedur.
b. Kodifikasi umum (kasus)
Berkembang atas dasar kasus per
kasus tanpa adamya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap
3. Perpajakan
Dikebanyakan negara, peraturan pajak
secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat
pendapatan dan beban dalam akun untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Pada
umumnya pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama, seperti contohnya di
Jerman dan Swedia. Namun tidak di Belanda, pajak keuangan dan pajak
akuntansinya berbeda. Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi
keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak.
Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, terkadang aturan
pajak mengharuskan penerapan prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Misalnya di
Amerika,penilaian persediaan berdasarkan LIFO.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Teknologi akuntansi dialihkan
melalui perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan berawal
di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa
bersamaan dengan gagasan-gagasan pembakuan.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi
terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi)
suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun
perusahaan.Pada negara Israel, Amerika, Meksiko dan beberapa negara Amerika
Selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena pengalaman mereka
dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat
inflasi yang tidak biasanya tinggi, Amerika Serikat dan Inggris melakukan
eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis
transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan
manakah yang paling utama. Terdapat beberapa poin penting dalam faktor ini,
diantaranya:
a. Kompensasi eksekutif perusahaan
berbasis saham atau sekuritas asset
b. Penilaian aset tetap dan pencatatan
depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur
c. Penilaian aset tidak berwujud dan
sumber daya manusia yang semakin berkembang
7. Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang
sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
Dalam arti bahwa pendidikan akuntansi yang profesional akan sulit dicapai jika
taraf pendidikan di suatu negara secara umum juga rendah.
8. Budaya
Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional
(nilai sosial), meliputi:
a. Individualisme
b. Jarak kekuasaan
c. Penghindaran ketidakpastian
d. Maskulinitas
Hofstede,
Garay mengusulkan suatu kerangka kerja yang menghubungkan budaya akuntansi,
yaitu empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan
keuangan suatu negara, yakni:
a. Profesionalisme versus ketetapan
wajib pengendalian
b. Keseragaman versus fleksibilitas
c. Konservatisme versus optimisme
d. Kerahasiaan versus transparansi
2.
Klasifikasi Akuntansi Internasional
Mengapa kita harus melakukan
klasifikasi (perbandingan) Sistem Akuntansi keuangan nasional atau regional? Klasifikasi
merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana Sistem
Akuntansi nasional berbed- beda. Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-
sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda. Tujuan klasifikasi adalah untuk
mengelompokkan Sistem Akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya.
Klasifikasi merupakan dasar untuk
memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional
berbeda-beda. Klasifikasi Akuntansi Internasional dapat dilakukan dalam dua
kategori, diantaranya:
1. Pertimbangan
Bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman
2. Secara
Empiris
Menggunakan metode statistik untuk
mengumpulkan basis data, prinsip, dan praktik akuntansi.
·
Empat Pendekatan Terhadap Perkembangan Akuntansi
Klasifikasi awal yang dilakukan
adalah yang diusulkan oleh Mueller pertengahan tahun 1960. Beliau
mengidentifikasi empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di
negara-negara barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar.
1. Berdasarkan
pendekatan makro ekonomi
Tujuan perusahaan pada umumnya
mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis
mengkoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional.
2. Berdasarkan
pendekatan mikro ekonomi
Berfokus pada perusahaan yang secara
individu memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki.
3. Berdasarkan
pendekatan disiplin independen
Akuntansi berasal dari praktik
bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan
dari pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan.
4. Berdasarkan
pendekatan yang seragam
Akuntansi di standarisasi dan digunakan
sebagai alat untuk kendali administratif oleh pemerintah pusat. Keseragaman
dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan informasi
akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Sumber :
Frederick
D.S. Choi & Gary K. Meek , Akuntansi Internasional buku 1 edisi 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar